Taiwan Batasi Jumlah Pekerja dari Indonesia karena Banyak PMI Bawa Covid

   PMI berangkat ke Taiwan/Hongkong


TAIPEI – Pemerintah Taiwan akan membatasi jumlah pekerja Indonesia yang datang ke negara pulau itu mulai pekan ini. 

Kebijakan tersebut menyusul tingginya infeksi Covid di kalangan pekerja migran yang datang dari Indonesia (PMI).

Taiwan adalah rumah bagi lebih dari 250.000 pekerja migran dari Indonesia. Saat ini Indonesia memiliki jumlah infeksi dan kematian tertinggi akibat wabah virus corona di Asia Tenggara.

Langkah-langkah pencegahan awal dan efektif telah membantu Taiwan mengendalikan pandemi dengan baik. Negara kecil itu tercatat berhasil melalui lebih dari 200 hari tanpa penularan lokal. Akan tetapi, Taiwan kini harus bergulat dengan peningkatan jumlah kasus Covid impor yang stabil.

Lebih dari 70 orang Indonesia yang datang ke Taiwan untuk bekerja sebagian besar sebagai pembantu rumah tangga telah dinyatakan positif terinfeksi Covid-19 sejak awal bulan ini. Data pemerintah menunjukkan, para PMI itu sering kali ketahuan terjangkit virus corona saat masih dalam karantina wajib selama 14 hari.

Pusat Komando Epidemi Taiwan menyatakan akan menangguhkan masuknya pekerja Indonesia dari 4–17 Desember. 

Lembaga itu juga bakal mempertimbangkan untuk melanjutkan atau menghentikan moratorium PMI masuk itu mulai dari 18 Desember.

“Tindakan selanjutnya akan tergantung pada situasi,” ungkap Pusat Komando Epidemi Taiwan, dilansir Reuters, Senin (30/11).

Instansi itu mengungkapkan, sebanyak 20 dari 24 kasus baru yang dilaporkan pada Senin ini berasal dari Indonesia. Ada 103 pasien Covid baik yang sedang dalam isolasi ataupun sedang dirawat di rumah sakit di Taiwan saat ini.

Mulai bulan depan, Taiwan akan memberlakukan persyaratan masuk yang ketat untuk semua kedatangan orang. 

Para pendatang harus memiliki bukti tes negatif Covid, termasuk warga negara Taiwan tiba dari luar negeri. Sebelumnya, tidak ada persyaratan semacam itu bagi warga Taiwan.

Atas penghentian tersebut Saiful Ketum Aspataki menghimbau kepada seluruh anggotanya agar memperbaiki SOP di masing masing karantina baik penampungan atau BLKLN dimana para PMI menunggu penempatan, kata Saiful.

Selain hal di atas, Saiful juga berharap kepada Pemerintah Indonesia dan Taiwan agar melakukan standarisasi swab sehingga PMI negatif di Indonesia tidak mungkin positif di Taiwan, kata Saiful.

Iklan Atas Artikel

Iklan Tengah Artikel 1

Iklan Tengah Artikel 2

Iklan Bawah Artikel