Diyakini Sebagai Pengganti Beras di Masa Depan, Harga Bibit Porang Tembus Segini
Aspatakichannel.com - Harga bibit tanaman porang di Wonogiri saat ini melambung tinggi. Bahkan dikabarkan tembus ratusan ribu rupiah per kilonya. Porang adalah tanaman umbi-umbian dari spesies amorphophallus muelleri yang kini jadi tren kalangan petani di daerah setempat. Selain itu, porang juga disebut-sebut sebagai alternatif pengganti beras di masa depan.
“Untuk bibitnya atau disebut katak per kilonya sekarang sekitar Rp 300 ribu,” kata pembudidaya porang asal Desa Ngambarsari, Kecamatan Karangtengah, Wonogiri, Supriyanto saat dikonfirmasi awak media di Wonogiri, Senin (21/12).
Disampaikan, sejak 2016 silam atau sudah empat tahun berjalan, dirinya ikut terjun di bisnis tersebut. Untuk Kecamatan Karangtengah, tren porang sudah dikenal kalangan petani tujuh tahun silam.
“Ada lima desa di Karangtengah ini yang petaninya sudah ikut budidaya porang,” ujarnya.
Selama menggeluti usaha ini, dia mengaku sempat panen raya porang satu kali namun hasilnya belum memuaskan. Setelah banyak belajar dan mencari referensi tentang porang melalui sumber di internet, akhirnya saat ini dirinya lebih percaya diri menekuni bisnis pertanian itu.
“Untuk harga umbinya, kalau musim-musim ini di pabrik dipatok harga Rp 10 ribu per kilonya. Soalnya, kadar airnya masih banyak, beda lagi harganya ketika musim panen setelah bulan Juni mendatang,” kata dia.
Sekretaris Fraksi PDIP DPRD Wonogiri ini juga mengaku ikut menggeluti bisnis porang. Di lahannya seluas 1,5 hektar ditanami bibit porang sebanyak 3.600 batang. Kini, usia tanamannya sudah hampir dua musim. Pada Juni 2021 mendatang diprediksi dirinya bakal panen raya.
“Setiap satu batang mampu menghasilkan umbi dengan berat sekitar tiga kilogram. Sebenarnya bisa mencapai belasan kilo tapi kan waktu tanamnya lebih dari dua musim,” bebernya.
Tanaman porang, kata dia, pangsa pasarnya ekspor ke Taiwan, Korea dan Jepang. Di sana, tutur Supri, porang akan diproses menjadi bahan baku pengganti beras sirataki dan mie sirataki. Sementara pabrik yang ada saat ini di Indonesi baru mampu mengolah menjadi tepung atau berbentuk chip.
“Dari petani jualnya masih kondisi basah. Langsung dikirim ke pabriknya di Ponorogo, Jatim,” jelasnya.
Supriyanto mengatakan, untuk lima tahun kedepan penjualan bibit porang masih sangat potensial. Sebab kemungkinan petani porang belum begitu banyak. Namun setelah lima tahun selanjutnya harga bibit porang pasti akan stabil. Sebab kemungkinan petani porang sudah merata di Wonogiri.
“Porang sangat prospek. Sebab porang bakal menjadi makanan alternatif pengganti beras,” tuturnya.
Wakil Ketua Komisi IV DPRD Wonogiri ini menambahkan, selain diyakni menjadi pengganti beras, porang di masa depan juga bakal mengubah tren atau gaya hidup.
“Dari informasi yang saya terima, baik dari internet maupun pakar kesehatan, umbi porang ini bagus untuk kesehatan. Karena porang kadar glukosanya sangat rendah,” tandasnya
Timlo