Hong Kong Ikut Tutup Pintu untuk Pendatang dari Inggris Karena COVID-19 Baru
Aspatakichannel.com - Negara-negara yang menutup pintu perbatasan untuk pendatang dari Inggris bertambah. Setelah negara-negara Eropa, negara di Asia menyusul. Dikutip dari Channel News Asia, Hong Kong memutuskan untuk melarang semua penerbangan dari Inggris per Senin ini demi mencegah masuknya varian baru COVID-19 dari sana.
Menteri Kesehatan Hong Kong, Sophia Chan, mengatakan bahwa negaranya tidak ingin mengambil resiko. Kondisi Hong Kong, kata ia, sudah buruk kondisinya sehingga pembatasan yang lebih ketat adalah hal yang sewajarnya diambil.
"Kami sekarang berada di tahap yang kritis. Pada gelombang keempat, kami telah melihat bahwa virus COVID-19 dapat menyebar dengan cepat dan kondisi pasien bisa lebih buruk dibanding sebelumnya," ujar Chan, Senin, 21 Desember 2020.
Lebih lanjut, untuk pendatang dari Inggris yang sudah kadung tiba sebelum penutupan diberlakukan, mereka wajib menjalani karantina. Adapun karantina yang harus mereka jalani berdurasi 3 pekan atau satu pekan lebih lama dibanding biasanya. Hal tersebut mengingat varian baru COVID-19 yang dihadapi sekarang belum sepenuhnya dipahami.
Di belahan lain Asia, Korea Selatan tengah mengkaji kemungkinan mengikuti langkah serupa. Untuk saat ini, Korea Selatan masih menerapkan aturan dua pekan karantina untuk pendatang dari negara manapun, termasuk Inggris. Namun, menanggapi perkembangan terbaru, khusus pendatang dari Inggris akan dites dua kali sebelum dibebaskan dari tempat karantina.
India, yang memiliki kesepakatan air bubble dengan Inggris, juga masih mengkaji kemungkinan menutup perbatasan untuk pendatang dari negeri Ratu Elizabeth itu. Sementara itu, Jepang, menyatakan akan menunggu arahan dari Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) untuk menentukan sikap soal varian baru COVID-19 dari Inggris.
Sebagai catatan, di Inggris, pembatasan sosial telah ditingkatkan ke level 4 untuk merespon virus COVID-19 jenis baru itu. Menteri Kesehatan Inggris, Matt Hancock, mengatakan bahwa pembatasan sosial tersebut kemungkinan akan berlangsung lama karena varian baru COVID-19 lebih sulit ditangani.
ISTMAN MP | CHANNEL NEWS ASIA