Teto Tidak Bermaksud Menutup PMI ke Taiwan, ini Buktinya
Aspatakichannel.com. Malang, Jawa Timur - Penutupan penempatan PMI ke Taiwan membuat calon PMI dan keluarganya gelisah, demikian juga para P3MI beserta seluruh karyawanya.
Pada pagi ini (26/12) TETO Jakarta melakukan komunikasi dengan Ketua Umum Aspataki bahwa TETO melalui tidak pernah bermaksud menutup penempatan PMI ke Taiwan.
Mau tau buktinya ?
Untuk membuktikanya, TETO Jakarta sampai saat ini tetap melayani Permohonan Visa bagi PMI
TETO punya keinginan agar dapat mengurangi kerugian bagi Perusahaan (P3MI) karena SKCK atau medical akan jatuh tempo maka TETO sampai saat ini tetap melayani permohonan Visa bagi para PMI yang sedang berproses.
Dalam komunikasi telpon tersebut Saiful juga bertanya "Kapan kira kira Penempatan PMI ke Taiwan akan dibuka kembali?", tanya Saiful
Pertama, Pihak Taiwan menunggu daftar rumah sakit/Laboratorium 30 sampai 50 tempat PCR yang akan digunakan test PCR para PMI dari BP2MI
Daftar 30 sampai dengan 50 Rumah Sakit atau Laboratorium yang akan digunakan untuk test PCR bagi PMI yang akan ke Taiwan dari BP2MI ditunggu oleh TETO untuk selanjutnya disampaikan ke Taiwan untuk dijadikan rekomendasi bagi calon PMI yang akan le Taiwan.
Tempat PCR bagi PMI ke Taiwan menurut Kepala BP2MI.
Sehari sebelumnya yaitu pada rapat 22 Desember 2020 di BP2MI antara Asosiasi, Kemnaker dan BP2MI yang dipimpin Kepala BP2MI Benny Rhamdani menjelaskan penunjukan Rumah sakit yang akan melaksanakan PCR harus hati hati, harus ajak bicara P3MI.
"Saya gak mau ada yang berfikiran negatif, jangan jangan BP2MI yang bermain dengan menunjuk beberapa Rumah Sakit", kata Benny.
Kedua, TETO ingin mengetahui sejauh mana PMI di Indonesia PCR negatif tapi sampai Taiwan Positif.
Infeksinya ada di mana ? TETO tidak menyalahkan pihak Indonesia, apa infeksunya setelah test PCR sambil menunggu terbang ? Apa di pesawat saat penerbangan ? Mengingat waktu di pesawat Jakarta - Taipei cukup lama, atau dimana ? Ini perlu kejelasan.
"Setelah dua hal di atas selesai maka Taiwan akan membuka kembali penempatan PMI".
Penutupan Penempatan PMI ke Taiwan dan Zero Cost (Pembebasan Biaya Penempatan) adalah dua hal yang berbeda
Rapat Pemerintah (Kemnaker RI dan BP2MI) dengan pihak Taiwan tanggal 23 Desember 2020 adalah rapat membahas Perbadan No 09/2020 yaitu tentang Pembebasan Biaya Penempatan sebagai tindak lanjut apa yang telah dilakukan KDEI ke Mol terkait dengan Perbadan No 09/2020, kata Saiful Ketum Aspataki.
Bahwa baik Taiwan dan Indonesia pada rapat tangg 23/12 membahas dan mengklarifikasi satu per satu dari 11 item perincian beban biaya yang ditanggung majikan, tetapi pihak Indonesia belum dapat memberikan jawaban yang jelas untuk beberapa item dan harus membawanya kembali ke diskusi internal.
Masih menurut Saiful, untuk dibuka atau tidak penempatan PMI ke Taiwan tidak tergantung dengan Perbadan No 09/2020 tentang pembebasan biaya penempatan.
Akan tetapi akan sangat tergantung kepada dua hal di atas yaitu (1) menunggu daftar 30 sampai dengan 50 daftar Rumah sakit atau Laboratorium dari BP2MI dan (2) Hasil penelusuran PMI negatif di Indonesia namun positif sampai di Taiwan seperti apa dan hal ini pasti akan dilakukan oleh BP2MI, kata Saiful.
Saiful berharap bahkan yakin Daftar rumah sakit dimaksud telah selesai dibuat oleh BP2MI dan tinggal menyerahkan ke Teto untuk diteruskan ke Taiwan, apalagi Aspataki juga telah memberikan daftar Rumah Sakitnya kepada BP2MI, kata Saiful dengan penuh semangat.
Kepada para Calon PMI tujuan Taiwan agar tetap sabar dan bantu doanya semoga Ibu Menteri Ketenagakerjaan RI dan Bpk Kepala BP2MI diberikan kesehatan dan dapat segera melakukan yang terbaik buat para calon Pekerja Migran Indonesia khususnya yang akan ke Taiwan, harap Saiful.