Varian Baru Virus Korona Telah Menular ke Enam Negara

Aspatakichannel.com -  Tidak hanya di Inggris, varian baru virus ko­rona sudah teridentifikasi dan menular di enam negara. Tech­nical Lead Covid-19 di Organi­sasi Kesehatan Dunia (WHO), Maria Van Kerkhove, menga­takan sembilan kasus positif Covid-19 di Denmark teriden­tifikasi disebabkan oleh varian baru tersebut.

Kerkhove menambahkan, kasus yang disebabkan oleh va­rian baru itu juga telah ditemu­kan di Belanda, pada Minggu (20/12). “Pemerintah Belanda telah mengambil sampel kasus virus korona pada awal bulan ini, dan menemukan bukti va­rian baru,” tegas Kerkhove.

Sedangkan dua kasus varian baru virus korona di Australia, terdeteksi pada dua penum­pang yang mendarat di New South Wales setelah terbang dari Inggris.

Sementara itu, Senin (21/12), Kementerian Kesehatan Italia melaporkan telah mengiden­tifikasi sepasang pasien yang terinfeksi virus korona dengan strain yang sama seperti yang bermutasi di Inggris. Pasangan tersebut kembali ke Italia sete­lah melakukan perjalanan dari Inggris. Keduanya mendarat di Bandara Fiumicino, Roma.

Teritori luar negeri Inggris di Gibraltar juga telah meng­identifikasi setidaknya satu ka­sus yang terkait dengan varian baru virus korona itu.

Diduga ada di Prancis dan Afrika Selatan, Menteri Kese­hatan Prancis, Olivier Veran, mengatakan sangat mungkin varian baru virus korona sudah menyebar di Prancis. Namun, sejauh ini belum ada kasus yang diidentifikasi secara resmi.

Varian 501.V2

Sementara itu, para ilmuwan di Afrika Selatan mengumum­kan bahwa mereka dan orga­nisasi kesehatan dunia (WHO) sedang menyelidiki mutasi vi­rus korona yang menyebabkan kasus Covid-19 melonjak di se­bagian besar negara itu.

Disebut sebagai 501.V2, va­rian baru virus korona ini dite­mukan oleh tim ilmuwan yang dipimpin oleh Kwazulu-Natal Research Innovation and Se­quencing Platform (KRISP).

Pada 18 Desember, Men­teri Kesehatan Afrika Selatan, Zweli Mkhize, mengatakan 501. V2 tampaknya menginfeksi le­bih banyak anak-anak muda ketimbang gelombang virus se­belumnya.

“Para dokter telah mem­berikan bukti dari pergeseran gambaran epidemiologi klinis - khususnya, mereka melihat proporsi yang lebih besar dari pasien yang lebih muda tanpa penyakit penyerta, yang datang dengan penyakit kritis,” kata Mkhize dalam konferensi pers.

Varian baru virus korona di Afrika Selatan ditemukan awal bulan ini, ketika para ilmuwan memperhatikan sejumlah mu­tasi selama pengawasan rutin virus.


Sumber : koranjakarta

Iklan Atas Artikel

Iklan Tengah Artikel 1

Iklan Tengah Artikel 2

Iklan Bawah Artikel