Penempatan Pekerja Migran Indonesia ke Taiwan Dibuka Kembali. Siapa Yang Dirugikan ?

foto pembagian Masker oleh KDEI Taipei


Aspatakichannel.com - Keluhan dan penderitaan ribuan para Calon Pekerja Migran Indonesia (PMI) dan keluarganya baik yang akan bekerja ke Pengguna perseorangan atau ke pengguna berbadan Hukum tiap detik, setiap menit dan setiap jam bermunculan di mana mana.

Setidaknya 6000 calon yang telah berproses termasuk yang sudah Visa, sudah E-KTKLN gagal terbang yang kedua kalinya.

Ada yang menyalahkan Perusahaan (P3MI), ada yang salahkan pemerintah padahal kali ini Pemerintah Taiwan menutup lebih dulu karena beberapa PMI yang tiba di Taiwan banyak yang positif covid-19 dan jelas bukan karena faktor lain, kata Saiful Ketua Umum Aspataki.

Karena Pandemi Taiwan menutup tak lama Pemerintah RI juga melarang PMI ke Taiwan bahkan juga melarang PMI ke Jepang.

Berapa duit yang dihabiskan padahal mayoritas proses dua kali sebelum Kepmenaker No 151/2020 diterbitkan juga penutupan kali ini, kata Saiful.

Gaji PMI kerja di Taiwan perseorangan Rp.9 juta.

Gaji PMI kerja di Badan Hukum Rp.12 juta

Syaratnya PMI ke Taiwan pun mudah, Calon PMI lulusan SD atau SMP dengan mudah belajar Bahasa Mandarin di BLKLN, dua bulan sudah pintar semua.

Pelindungan Pemerintah Taiwan kepada TKA termasuk PMI sangat bagus.

Pelindungan Para Majikan kepada PMI sangat bagus. Jauh dibanding negara lain.

Hampir tidak pernah ada kasus PMI tidak digaji.

Hampir zero kasus penganiayaan atau kekerasan kepada PMI.

Dapat memperpanjang kontrak sampai 14 tahun. Kalau merasa tidak nyaman gak akan ada PMI yang kerja 14 tahun.

Taiwan menjadi Favoritnya para PMI, calon yang gagal terbang pun tidak mau pindah ke negara lain.

Di sisi lain Taiwan sendiri banyak majikan yang Fanatik cocok dengan PMI asal Indonesia yang terkenal kerja keras dan ramah bahkan banyak anak anak majikan yang setelah dewasa ingin ketemu PMI yang dulu merawatnya, ini bukti nyata.

"Sumber yang layak dipercaya menerangkan TETO di Jakarta telah cukup lama menunggu daftar 30 atau 50 rumah sakit yang akan digunakan tempat PCR/Swab bagi Calon PMI ke Taiwan namun belum diberikan oleh Pemerintah RI, Sangat disayangkan, apa permasalahanya, hanya daftar rumah sakit, tanya Saiful

Namun demikian Saiful meminta kepada sejawatnya Para P3MI, BLKLN, Para Calon PMI dan keluarganya dimanapun berada berdoa agar pemerintah RI segera berusaha membuka kembali penempatan Taiwan minimal yang telah E-KTKLN, yang telah visa dan yang telah majikan, kata Saiful.

Kita sama sama menunggu habis Imlek saja apa buka atau tetap tutup 

Iklan Atas Artikel

Iklan Tengah Artikel 1

Iklan Tengah Artikel 2

Iklan Bawah Artikel