Taiwan Buka Kantor Perdagangan di Guyana, Abaikan Peringatan China
Kementerian Luar Negeri China menanggapi dengan cepat langkah Taiwan dan Guyana ini. Kementerian itu menuntut agar pihak-pihak yang berkepentingan menghindari pembentukan lembaga-lembaga resmi dan segera mengambil tindakan-tindakan praktis untuk memperbaiki kekeliruan dan menghilangkan dampak negatif.
Kantor perdagangan Taiwan di Guyana akan berfokus pada kerja sama di bidang-bidang seperti pertanian, pendidikan dan perdagangan, kata Kementerian Luar Negeri Taiwan dalam sebuah pengumuman pada hari Kamis. Kantor itu tidak mencerminkan pembentukan hubungan diplomatik resmi.
Taiwan telah menjadi sasaran kampanye tekanan besar-besaran dari China yang mengklaim pulau itu sebagai bagian dari wilayahnya dan akan ditaklukkan oleh kekuatan militer jika perlu. China mengatakan Taiwan tidak memiliki hak untuk menjalin hubungan resmi dengan pemerintah asing atau organisasi multinasional seperti PBB.
Taiwan hanya memiliki 15 sekutu diplomatik formal yang tersisa, setelah dua negara memilih untuk mengalihkan hubungan diplomatik ke China dari Taiwan pada 2019.
Taiwan juga memiliki jaringan kantor perdagangan di seluruh dunia yang berfungsi sebagai kedutaan de facto, termasuk di Amerika Serikat, Jepang, dan sebagian besar negara besar lainnya.
Juga tahun lalu, Taiwan mendirikan kantor perwakilan di Somaliland, sebuah wilayah pecahan dari Somalia. Kantor itu akan memfokuskan diri pada perdagangan dan keamanan di negara Tanduk Afrika itu. China menganggap tindakan Taiwan itu merusak kedaulatan Somalia dan integritas teritorial.
Sumber : Voa Indonesia